ARTIKEL
“TINDAKAN REFLEKTIF GURU SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN
KUALITAS PEMBELAJARAN”
PGP
– 1 – Kabupaten Badung – Ni Nyoman Ayu Suciati, S.Si. M.Pd. – 1.2 – Aksi Nyata
1.
PENDAHULUAN (LATAR BELAKANG)
Dunia
pendidikan dan pengajaran mencakup kondisi dan situasi yang sangat kompleks. Di
dalamnya tidak hanya melibatkan guru dan siswa. Banyak aspek yang menjadi
faktor penentu keberhasilan pendidikan yang tidak hanya terkait dengan
kehidupan di sekolah. Dinamika kehidupan di luar sekolahpun menjadi penentu,
dan kondisinya selalu berubah, seperti kondisi sosial masyarakat, politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan dunia kerja. Untuk menjawab kompleksitas dan
dinamika perkembangan kondisi dan situasi dalam dunia pendidikan tersebut,
pengetahuan atau teori dan pengalaman dalam bidang pengajaran diperlukan. Akan
tetapi pengimplementasian ilmu berdasarkan pengalaman tidaklah cukup untuk menjawab
persoalan-persoalan yang muncul dalam pengajaran karena setiap saat kondisinya dapat
berubah.
Salah satu fungsi mengajar adalah mengantarkan siswa pada
kesadaran adanya hubungan antara pengalaman yang telah diperoleh dalam
pembelajaran dengan makna dari berbagai pengalaman yang telah diperoleh
tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguatkan atau
menghadirkan kesadaran hubungan pengalaman dan makna tersebut yakni melalui kegiatan
refleksi pembelajaran. Refleksi pembelajaran penting bagi siswa karena memiliki
fungsi untuk melihat kembali berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah
mereka pelajari, sebagai dasar untuk peningkatan dan pendalaman belajar.
Refleksi dalam pembelajaran menjadi ruang yang memberi kesempatan siswa untuk
memutar ulang memori perjalanan pembelajaran yang telah mereka lalui. Melalui
refleksi, siswa akan dapat memiliki keterampilan dalam menyadari bahwa mereka
sedang belajar dan membangun keterampilan secara berkelanjutan.
Kegiatan refleksi yang baik nantinya dapat memperoleh
informasi yang akurat perihal ketercapaian proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Refleksi pembelajaran di kelas dapat dilakukan di bagian akhir pembelajaran,
umumnya dengan kegiatan diskusi atau tanya jawab antara siswa dengan guru.
Refleksi hendaknya dilakukan dengan terencana, sungguh-sungguh dengan situasi
dan kondisi yang tidak menempatkan siswa dalam tekanan. Artinya, refleksi
pembelajaran bukan bagian dari proses pembelajaran yang memaksa siswa harus
menjawab atau mendeklarasikan pencapaian belajarnya sehingga ia berada dalam
posisi yang problematis, antara malu dengan sesama teman atau takut dengan otoritas
guru. Keterampilan guru dalam berkomunikasi dan membangun suasana reflektif menjadi
penting agar siswa yang belum mencapai kemampuan atau keterampilan tertentu
tidak merasa rendah diri, namun justru menjadi termotivasi.
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Refleksi Pembelajaran
Konsep refleksi
memiliki beberapa pengertian yang berbeda yaitu :
1.
Refleksi dapat berarti menempatkan sebuah proses pembelajaran
untuk dilihat dan disajikan kembali dalam diskusi dengan tujuan melihat sajian
pembelajaran tersebut secara lebih detail.
2. Refleksi dapat bermakna sebagai manfaat yang ditemukan dari tujuan
tersirat sebuah penelitian.
3. Refleksi dapat bermakna proses mental yang rumit untuk memikirkan
solusi yang belum pasti dari suatu masalah
Berdasarkan tiga
rumusan pendapat di atas dapat dirajut pengertian bahwa refleksi merupakan
sebuah kegiatan mengkaji kembali berbagai tindakan yang telah dilakukan agar
dapat melihat secara detail berbagai masalah yang ada sehingga dapat dilakukan
pemecahan masalah dan perbaikan tindakan di masa yang akan datang.
Refleksi sebagai sebuah
proses berakar pada paradigma keilmuan interpretatif. Refleksi mewujud dan
berfungsi jika dipahami dan dilaksanakan, bukan ketika dibutuhkan sebagai satu
output kegiatan. Oleh karena itu, proses mengkaji di dalam refleksi bertujuan
melihat berbagai tindakan yang dilakukan, memahami tindakan tersebut dan
membuat pemaknaan tindakan dalam kaitannya dengan masa lalu, saat ini, dan masa
yang akan dating. Dalam mengkaji refleksi, beberapa ahli melihat bahwa
refleksi merupakan sebuah aktivitas yang memiliki kaitan dengan tugas-tugas
profesional. Refleksi menjadi aktivitas utama misalnya dalam keprofesian
kesehatan (kedokteran), keprofesian pendidikan, keprofesian hukum, hingga dalam
keprofesian peneliti sosial. Digunakannya refleksi dalam keprofesian tersebut
karena refleksi merupakan kegiatan yang dipandang menjadi dasar utama
meningkatkan kualitas praktik profesional dan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Dalam dunia keprofesian
pendidikan, refleksi merupakan kegiatan yang digunakan para pendidik
(guru/dosen/widyaiswara) untuk meningkatkan kualitas praktik pendidikan di
institusi tempat mengabdi. Di lingkungan sekolah, para guru dibeberapa negara
termasuk juga di Indonesia, sudah terbiasa melakukan aktivitas refleksi yang
biasanya disebut sebagai refleksi pembelajaran. Refleksi pembelajaran yaitu
kegiatan melihat kembali dan mengkaji kegiatan pembelajaran yang sudah
dilakukan, untuk menemukan berbagai kelebihan dan kelemahan diri dalam proses
pembelajaran sehingga dapat melakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
Refleksi pembelajaran umumnya dilakukan pada akhir tahapan pembelajaran.
Refleksi pembelajaran dilakukan bersama antara guru dan siswa. Jika dalam proses
pembelajaran menghadirkan observer misalnya kepala sekolah atau guru lain, maka
refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak tersebut.
B. Tujuan Refleksi dalam Pembelajaran
Kegiatan refleksi dalam
pembelajaran memiliki beberapa tujuan penting, yaitu:
1.
Untuk
mendapatkan gambaran mengenai pencapaian siswa dalam pembelajaran.
2.
Untuk
mendapatkan gambaran mengenai berbagai hal yang mendukung maupun menghambat
siswa dalam belajar.
3.
Untuk
menggali pendapat siswa mengenai minatnya terhadap pembelajaran.
4.
Untuk
melatih siswa berani melakukan evaluasi terhadap dirinya.
5.
Untuk
menyerap aspirasi siswa mengenai kebutuhan dan keinginan mereka dalam
pembelajaran.
6.
Untuk
mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan guru dalam mengelola
pembelajaran.
7.
Untuk
mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan guru dalam penyajian materi dan
penguasaan kelas.
Berdasarkan tujuan di
atas, refleksi pembelajaran merupakan aktivitas yang penting dilakukan agar
dapat diperoleh informasi yang valid dan komperhenship tentang bagaimana
strategi meningkatkan kualitas pembelajaran, serta sebagai aktivitas yang dapat
memetakan sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Disamping itu refleksi
pembelajaran pembelajaran juga bermanfaat bagi siswa untuk mencapai kepuasaan
diri karena memiliki saluran yang tepat untuk menjalin komunikasi positif
dengan guru.
C.
Fungsi Refleksi
dalam Pembelajaran
Refleksi merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan, baik teoritik maupun praktik. Penggunaan refleksi sebagai
sarana untuk mendukung dan mengembangkan tindakan praktis semakin diakui
utamanya dalam dunia pendidikan, perawatan kesehatan, dan ilmu sosial. Refleksi
digunakan untuk membangun kedalaman pengetahuan dan makna, baik untuk diri
sendiri maupun untuk orang-orang yang sedang berlatih menjadi praktisi
profesional .
Berdasarkan beberapa
pandangan di atas, refleksi pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut:
1.
Menstransformasikan
pengalaman menjadi pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, berbagai pengalaman
dalam belajar akan terbentuk menjadi pengetahuan yang bermakna manakala guru
dan siswa melakukan refleksi terhadap pengalaman tersebut;
2.
Mengendalikan/menjadi
alat kontrol kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan refleksi,
berbagai aspek pembelaajran yang masih kurang baik dapat diperbaik sesuai
dengan pendapat dari siswa;
3.
Mengevaluasi
kemajuan siswa melalui penilaian mereka terhadap diri mereka
sendiri;
4.
Mengembangkan
kemampuan afeksi siswa dalam hal penerimaan diri atas pencapaian dalam
pembelajaran;
5.
Membantu
mengembangkan pemahaman dalam penggunaan pengalaman siswa sebagai bahan
pelajaran tanpa meninggalkan konteks belajar itu sendiri.
D.
Prinsip-prinsip
Refleksi Pembelajaran
Di dalam konteks
pembelajaran refleksi pada umumnya dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Dalam
konteks kegiatan pembelajaran, refleksi pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan
memperhatikan prinsip yaitu:
1.
Berorientasi
Peningkatan Kualitas. Artinya refleksi pembelajaran didasarkan ada
kesadaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Kebebasan/Kemerdekaan.
Artinya setiap elemen proses pembelajaran baik guru maupun siswa diberi
kebebasan memberikan penilaian/pendapat sebagai respon atas pembelajaran. Tidak
diperkenankan ada unsur paksaan atau intimidasi dalam proses refleksi.
2.
Kritis.
Refleksi pembelajaran dilakukan dengan didasarkan pada pertanyaan kritis agar
diperoleh penilaian yang kritis dan dapat dirumuskan solusi permasalahan yang
praktis.
3.
Jujur. Refleksi
pembelajaran hendaknya didasarkan pada penilaian yang jujur agar diperoleh
hasil refleksi valid dan dapat dijadikan dasar perbaikan.
4.
Menyeluruh. Refleksi
pembelajaran seyogyanya dilakukan untuk melihat secara keseluruhan proses
pembelajaran, dan dapat dilakukan dalam proses maupun di akhir proses
pembelajaran.
5.
Berkelanjutan. Hasil
dari reflelsi pembelajaran hendaknya menjadi dasar melakukan tindak lanjut
perbaikan, dan benar-benar diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.
E. Tolok Ukur/Kriteria Pembelajaran yang Reflektif
Tolok ukur pelaksanaan
aksi nyata dalam hal Tindakan refleksi guru dalam proses pembelajaran, yaitu :
1.
Meningkatnya kompetensi guru dalam mengidentifikasi
kekurangan dan kelemahan dalam mengelola pembelajaran, menyajikan materi dan
penguasaan kelas
2.
Siswa berani melakukan self evaluation (evaluasi
diri)
3.
Siswa mencapai kepuasan diri karena memiliki
saluran yang tepat untuk menjalin komunikasi positif dengan guru
4.
Proses pembelajaran
lebih terarah
5.
Peningkatan kualitas
pembelajaran
F.
Deskripsi
Aksi Nyata yang dilakukan
Dalam
setiap pembelajaran yang terjadi di kelas, pastilah banyak peristiwa yang
terjadi. Guru hendaknya dapat menelaah bahwa segala peristiwa yang terjadi di
kelas dapat digunakan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang
mengajar. Hanya saja kita sering gagal dalam menggunakan peristiwa yang terjadi
tersebut untuk merefleksikan apa yang sudah terjadi. Apapun cara yang kita
lakukan dalam mempelajari apa yang sudah terjadi selama pembelajaran
berlangsung, secara garis besar terdapat beberapa langkah utama yang perlu
dilakukan, yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas,
2. Membuat asumsi penyebabnya,
3. Mencari data atau informasi yang menjadi sumber
permasalahan, salah satunya melalui diskusi reflektif dan penyebaran
angket/kuisoner.
Ø Diskusi Reflektif
Langkah
awal diskusi dalam refleksi setelah pembelajaran dapat dimulai dari guru
memberikan sebuah pengantar refleksi yang berisi deskripsi kegiatan belajar
yang baru saja selesai dilakukan. Setelah itu guru dapat memulai dengan
bertanya kepada siswa mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran
yang telah dilalui. Berikut contoh pertanyaan pemicu bagi siswa untuk
memikirkan merefleksi pembelajaran yang telah dilalui, yaitu:
a.
Apa
yang membuat kamu tertarik dengan pelajaran hari ini?
b.
Hal
penting apakah yang kamu pelajari hari ini?
c.
Apa
yang ingin kamu pelajari lebih jauh dari materi yang telah dipelajari hari ini?
d.
Bagian
pelajaran mana yang membuatmu paling merasa kreatif hari ini
e.
Apa
yang membuat kamu penasaran/ingin tahu mengenai suatu hal di hari ini
f.
Pada
saat kegiatan apa kamu merasa tampil paling baik ?
g.
Pelajaran
besok/yang akan datang akan kamu mulai dari bagian mana ? dan
h.
Hal
apa yang dapat kamu lakukan dengan apa yang sudah kamu ketahui hari ini?
Ø Mengisi angket (kuisioner)
Refleksi setelah
pembelajaran dapat dilakukan guru menggunakan metode angket atau kuisioner.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam melaksanakan model refleksi ini antara
lain
a.
Menyiapkan
Angket/Kuisioner. Aktivitas dalam kegiatan ini yaitu guru menyiapkan angket
yang di dalamnya berisi butir pertanyaan yang harus dijawab siswa atau butir
pernyataan yang harus mendapatkan persetuan atau ketidaksetujuan dari siswa.
Angket disiapkan sebelum pembelajaran dengan butir-butir pertanyaan atau
pernyataannya diturunkan dari indikator aspek apa yang hendak direfleksi.
b.
Membagikan
Angket/kuisioner. Angket dibagikan setelah pembelajaran berakhir, dengan
diberikan pengantar oleh guru perihal tujuan pengisian angket, cara mengisi
angket, dan ketentuan pengumpulan angket.
c.
Menganalisis
Angket/kuisioner. Hasil pengisian angket selanjutnya dikumpulkan oleh guru dan
dianalisis menggunakan instrumen analisis yang sudah ditentukan oleh guru.
Hasil analisis angket menjadi rekomendasi untuk melakukan proses perbaikan
pembelajaran
4. Mengkaji permasalahan dan sumber permasalahan untuk
dicari solusinya,
5. Mencari solusi untuk permasalahan tersebut.
G. Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan
Refleksi pembelajaran memberikan manfaat penting
untuk siswa maupun untuk guru. Manfaat tersebut yaitu:
(1) Bagi siswa, kegiatan refleksi bermanfaat menyalurkan
ide, gagasan, dan pendapat, kepada guru dan memberikan kesan atas proses
pembelajaran yang baru saja dialami;
(2) Bagi guru, kegiatan refleksi bermanfaat sebagai
sarana mengamati kelas untuk memetakan dan memahami karakter dan daya saing
peserta didik sehingga memudahkan pada saat membagi kelompok, menetapkan
keluasan dan kedalaman materi, memodifikasi pembelajaran, dan melakukan
evaluasi pembelajaran.
H. Pembelajaran yang didapat dari Pelaksanaan Tindakan
Aksi Nyata
Berdasarkan Tindakan aksi nyata yang telah dilakukan maka
refleksi dalam pembelajaran memberikan manfaat bagi guru, yaitu :
1.
Fungsi
Evaluasi. Kegiatan refleksi bersama antara siswa dengan guru memiliki fungsi
untuk melakukan evaluasi terhadap pencapaian kemajuan siswa. Refleksi merupakan
proses pemeriksaan diri dan evaluasi diri yang dilakukan pendidik secara
teratur untuk meningkatkan praktik profesional mereka secara efektif. Dalam fungsi
evaluasi ini, refleksi bersama dapat menjadi sarana untuk melihat tingkat
pencapaian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai pencapaian yang baik
menjadi catatan untuk diteruskan dan dipertahankan, sedangkan pencapaian yang
kurang baik dapat ditingkatkan. Artinya evaluasi ini menjadi dasar untuk
melakukan tindak lanjut.
2.
Fungsi
Pengendalian. Hasil evaluasi dalam proses refleksi bersama dapat menjadi dasar
untuk melakukan pengendalian. Maksud pengendalian di sini yaitu untuk
mengontrol kualitas kinerja siswa sejak awal. Fokus utama pengendalian tentunya
berdasarkan pada hasil evaluasi yang dianggap masih di bawah standar. Dengan
pengendalian kualitas kinerja siswa sejak awal maka diharapkan kualitas siswa di
akhir pembelajaran dapat mencapai standar yang ditetapkan.
3.
Fungsi
Peningkatan. Hasil evaluasi dalam proses refleksi bersama dapat menjadi dasar
membuat rekomendasi perbaikan atau peningkatan kualitas kinerja siswa dalam
pembelajaran. Pada dasarnya tujuan refleksi dilakukan untuk menemukan berbagai
kekuatan dan kelemahan seorang guru. Berbagai kelemahan yang ditemukan
selanjutnya diidentifikasi penyebabnya dan dicarikan alternatif perbaikan di
pembelajaran yang akan datang.
I. Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di masa
mendatang
Kegiatan
Refleksi dalam proses pembelajaran untuk selanjutnya dapat dilakukan dengan
menulis jurnal refleksi. Selama ini banyak guru yang telah menulis jurnal
mengajar atau agenda kelas. Pada umumnya jurnal mengajar atau agenda kelas
lebih banyak bersifat administratif, yaitu berisi hari/tanggal mengajar, kelas,
jam ke, uraian kegiatan, ketidakhadiran peserta didik dan catatan, bukan untuk refleksi perbaikan
pembelajaran.
Media yang dapat membantu guru melakukan refleksi adalah Jurnal Refleksi Guru (Reflection Teacher Journal). Jurnal Refleksi Guru merupakan kumpulan
catatan perenungan dan analisis guru tentang proses pembelajaran sehari-hari di
kelas serta rencana tindak lanjut untuk hal-hal yang ditemukan dalam
perenungannya. Jurnal refleksi guru bukan buku
agenda pembelajaran yang hanya mencatat peristiwa dan proses pembelajaran dari
waktu ke waktu, tapi guru merekam refleksi dan pemikirannya. Yang dituliskan
dalam jurnal refleksi biasanya difokuskan pada tanggapan atau penilaian seorang
guru tentang apa yang dipelajari.
Untuk dapat menjadi seorang guru yang reflektif dan
dapat mengembangkan kompetensi pedagogik sebagaimana di uraikan di atas, maka disarankan
kepada setiap guru untuk menyiapkan jurnal refleksi guru. Melalui jurnal
refleksi guru ini, seorang guru dapat menuliskan proses pembelajaran yang sudah
dilaksanakan, menuliskan kekuatan dan kelemahannya, mengevaluasi proses
pembelajaran, merumuskan langkah-langkah perbaikan dan merencanakan pelaksanaan
perbaikan.
Ada enam masalah pokok yang perlu dilakukan guru dalam
menulis jurnal refleksi guru, pertama,
guru mendeskripsikan peristiwa yang terjadi, dilihat, dialami, dilakukan guru
pada waktu kegiatan pembelajaran (misalnya : guru mencoba teknik mengajar baru,
melihat peserta didik yang malas dan tidak mau belajar, sebagian peserta didik
yang antusias mengikuti pembelajaran), kedua, guru mengungkapkan perasaan dan pikiran
tentang peristiwa yang dialami (apa yang guru rasakan/pikirkan), ketiga, guru mengadakan
evaluasi (apa yang baik/tidak baik, bermanfaat/tidak bermanfaat dari
peristiwa/pengalaman di atas), keempat,
guru mengadakan analisis (apa yang guru pahami dari peristiwa/pengalaman itu,
misalnya : mengapa hanya beberapa peserta didik yang aktif bekerja dalam kerja
kelompok), kelima, guru
mengambil kesimpulan (apa yang seharusnya dilakukan/sebaiknya dilakukan), dan keenam, guru membuat rencana ke
depan (jika mengalami/melakukan lagi, apa yang akan dilakukan).
Sebagai agen pembelajaran,
guru perlu membiasakan diri untuk menulis jurnal refleksi. Bila kegiatan
menulis jurnal refleksi guru ini dilakukan secara kontinyu, maka dapat menjadi
media untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas, sehingga dapat berujung
pada peningkatan profesionalisme guru.
3. PENUTUP
Berdasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
kompetensi guru disebutkan bahwa guru senantiasa harus melakukan refleksi untuk
peningkatan kualitas pembelajaran (kompetensi pedagogik). Dalam hal ini guru
dituntut melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan di
kelas, dan memanfaatkan hasil refleksi tersebut untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran yang dilaksanakannya.
Kemampuan untuk berefleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran sehari-hari di kelas merupakan keterampilan yang sangat penting
untuk dikembangkan guru. Guru yang dapat berefleksi, merenungkan dan
menganalisis apa saja yang dilakukannya dan pengaruhnya pada pembelajaran
peserta didik, akan dapat menemukan kelebihan dan kelemahan proses belajar
mengajar mereka. Guru akan terbantu untuk meneruskan dan memperbaharui hal-hal
yang sudah baik, tidak mengulangi kesalahan yang sama dan mencari jalan keluar
untuk memecahkan kelemahan mengajar yang ditemukannya dan masalah belajar yang
dihadapi peserta didik.
4. DOKUMENTASI TINDAKAN AKSI NYATA
Foto zoom meeting dengan siswa saat guru melakukan
diskusi reflektif :
Contoh angket/kuisioner untuk siswa :
PENILAIAN
GURU OLEH PESERTA DIDIK |
||||||
NAMA
GURU |
:
NI NYOMAN AYU SUCIATI, S.Si. M.Pd. |
|||||
NIP |
:
19810316 200801 2 026 |
|||||
MAPEL |
:
IPA |
|||||
NO |
KOMPONEN |
PERNYATAAN |
NILAI |
|||
0 |
1 |
2 |
||||
1 |
Penguasaan
Materi |
1 |
Guru
menyampaikan materi pelajaran dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. |
|
|
|
2 |
Guru menjelaskan materi pelajaran dari buku paket dan sumber belajar lainnya. |
|
|
|
||
3 |
Guru
memberikan contoh atau permasalahan yang berhubungan dengan keadaan saat ini. |
|
|
|
||
4 |
Guru menjawab pertanyaan dengan jelas. |
|
|
|
||
5 |
Guru menjawab pertanyaan dengan benar. |
|
|
|
||
6 |
Guru mengajar sesuai dengan materi pelajaran |
|
|
|
||
2 |
Kemahiran
dalam Mengajar |
1 |
Guru
menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. |
|
|
|
2 |
Guru memberikan motivasi kepada saya dan teman-teman |
|
|
|
||
3 |
Guru
menyampaikan materi pelajaran dengan mudah dimengerti |
|
|
|
||
4 |
Guru mengajar dengan cara yang bervariasi
misalnya diskusi, demonstrasi, tanya jawab, ceramah, dll. |
|
|
|
||
5 |
Guru berbicara dengan jelas ketika menyampaikan
materi pelajaran |
|
|
|
||
6 |
Guru meminta
belajar secara berkelompok |
|
|
|
||
7 |
Guru
mengajar dengan cara yang menyenangkan dan menarik |
|
|
|
||
8 |
Guru terampil
menggunakan alat bantu saat mengajar |
|
|
|
||
9 |
Guru
membimbing saya dan teman-teman ketika
mengalami kesulitan |
|
|
|
||
10 |
Guru
membuat suasana nyaman saat melaksanakan pembelajaran. |
|
|
|
||
11 |
Guru memberi kesempatan kepada saya dan teman-teman untuk bertanya atau
menjawab |
|
|
|
||
12 |
Guru menghargai kemampuan saya dan teman-teman |
|
|
|
||
13 |
Guru memberitahukan nilai hasil belajar |
|
|
|
||
14 |
Guru memberikan tugas dalam pembelajaran |
|
|
|
||
3 |
Perilaku
Guru Sehari-hari |
1 |
Guru
mengajak saya dan teman-teman untuk
berperilaku baik |
|
|
|
2 |
Guru memberi contoh perilaku yang sesuai aturan |
|
|
|
||
3 |
Guru menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agamanya |
|
|
|
||
4 |
Guru berpakaian rapi sesuai aturan sekolah. |
|
|
|
||
5 |
Guru menghargai perbedaan asal, suku, ras dan
agama |
|
|
|
||
6 |
Guru berpakaian sopan |
|
|
|
||
7 |
Guru berbicara dengan santun |
|
|
|
||
8 |
Guru ramah |
|
|
|
||
9 |
Guru sabar |
|
|
|
||
10 |
Guru memulai pembelajaran tepat waktu |
|
|
|
||
11 |
Guru mengakhiri pembelajaran tepat waktu |
|
|
|
||
12 |
Guru memberikan tugas apabila berhalangan hadir |
|
|
|
||
13 |
Guru menjaga lingkungan sekolah tanpa asap rokok |
|
|
|
||
14 |
Guru menjaga kebersihan lingkungan sekolah |
|
|
|
||
15 |
Guru memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan
berdoa bersama |
|
|
|
||
4 |
Hubungan
osial dengan Peserta Didik |
1 |
Guru memperhatikan kebutuhan belajar saya dan teman-teman |
|
|
|
2 |
Guru menyebutkan nama saya dan teman-teman selama kegiatan
pembelajaran atau kegiatan lainnya) |
|
|
|
||
3 |
Guru memberi perhatian kepada saya dan teman-teman |
|
|
|
||
4 |
Guru memilihara komunikasi yang baik dengan
semua peserta didik |
|
|
|
||
5 |
Guru mudah dihubungi pada saat diperlukan untuk
diskusi |
|
|
|
||
6 |
Guru akrab dengan saya dan
teman-teman |
|
|
|
||
7 |
Guru ikut serta dalam berbagai macam kegiatan sekolah
(upacara, kegiatan keagamaan, senam bersama) |
|
|
|
||
Jumlah Skor |
|
|
|
Ket |
: 0
(tidak pernah) |
1 (kadang) |
|
2 (sering) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar