Sabtu, 14 November 2020

“TINDAKAN REFLEKTIF GURU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN”

 

ARTIKEL


“TINDAKAN REFLEKTIF GURU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS PEMBELAJARAN”



 PGP – 1 – Kabupaten Badung – Ni Nyoman Ayu Suciati, S.Si. M.Pd. – 1.2 – Aksi Nyata

 

 

1.      PENDAHULUAN (LATAR BELAKANG)

Dunia pendidikan dan pengajaran mencakup kondisi dan situasi yang sangat kompleks. Di dalamnya tidak hanya melibatkan guru dan siswa. Banyak aspek yang menjadi faktor penentu keberhasilan pendidikan yang tidak hanya terkait dengan kehidupan di sekolah. Dinamika kehidupan di luar sekolahpun menjadi penentu, dan kondisinya selalu berubah, seperti kondisi sosial masyarakat, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dunia kerja. Untuk menjawab kompleksitas dan dinamika perkembangan kondisi dan situasi dalam dunia pendidikan tersebut, pengetahuan atau teori dan pengalaman dalam bidang pengajaran diperlukan. Akan tetapi pengimplementasian ilmu berdasarkan pengalaman tidaklah cukup untuk menjawab persoalan-persoalan yang muncul dalam pengajaran karena setiap saat kondisinya dapat berubah.

Salah satu fungsi mengajar adalah mengantarkan siswa pada kesadaran adanya hubungan antara pengalaman yang telah diperoleh dalam pembelajaran dengan makna dari berbagai pengalaman yang telah diperoleh tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguatkan atau menghadirkan kesadaran hubungan pengalaman dan makna tersebut yakni melalui kegiatan refleksi pembelajaran. Refleksi pembelajaran penting bagi siswa karena memiliki fungsi untuk melihat kembali berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari, sebagai dasar untuk peningkatan dan pendalaman belajar. Refleksi dalam pembelajaran menjadi ruang yang memberi kesempatan siswa untuk memutar ulang memori perjalanan pembelajaran yang telah mereka lalui. Melalui refleksi, siswa akan dapat memiliki keterampilan dalam menyadari bahwa mereka sedang belajar dan membangun keterampilan secara berkelanjutan.

Kegiatan refleksi yang baik nantinya dapat memperoleh informasi yang akurat perihal ketercapaian proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.  Refleksi pembelajaran di kelas dapat dilakukan di bagian akhir pembelajaran, umumnya dengan kegiatan diskusi atau tanya jawab antara siswa dengan guru. Refleksi hendaknya dilakukan dengan terencana, sungguh-sungguh dengan situasi dan kondisi yang tidak menempatkan siswa dalam tekanan. Artinya, refleksi pembelajaran bukan bagian dari proses pembelajaran yang memaksa siswa harus menjawab atau mendeklarasikan pencapaian belajarnya sehingga ia berada dalam posisi yang problematis, antara malu dengan sesama teman atau takut dengan otoritas guru. Keterampilan guru dalam berkomunikasi dan membangun suasana reflektif menjadi penting agar siswa yang belum mencapai kemampuan atau keterampilan tertentu tidak merasa rendah diri, namun justru menjadi termotivasi.

 

2.      PEMBAHASAN

A.  Pengertian Refleksi Pembelajaran

Konsep refleksi memiliki beberapa pengertian yang berbeda yaitu :

1.     Refleksi dapat berarti menempatkan sebuah proses pembelajaran untuk dilihat dan disajikan kembali dalam diskusi dengan tujuan melihat sajian pembelajaran tersebut secara lebih detail.

2.   Refleksi dapat bermakna sebagai manfaat yang ditemukan dari tujuan tersirat sebuah penelitian.

3.   Refleksi dapat bermakna proses mental yang rumit untuk memikirkan solusi yang belum pasti dari suatu masalah

Berdasarkan tiga rumusan pendapat di atas dapat dirajut pengertian bahwa refleksi merupakan sebuah kegiatan mengkaji kembali berbagai tindakan yang telah dilakukan agar dapat melihat secara detail berbagai masalah yang ada sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah dan perbaikan tindakan di masa yang akan datang.

Refleksi sebagai sebuah proses berakar pada paradigma keilmuan interpretatif. Refleksi mewujud dan berfungsi jika dipahami dan dilaksanakan, bukan ketika dibutuhkan sebagai satu output kegiatan. Oleh karena itu, proses mengkaji di dalam refleksi bertujuan melihat berbagai tindakan yang dilakukan, memahami tindakan tersebut dan membuat pemaknaan tindakan dalam kaitannya dengan masa lalu, saat ini, dan masa yang akan dating.  Dalam mengkaji refleksi, beberapa ahli melihat bahwa refleksi merupakan sebuah aktivitas yang memiliki kaitan dengan tugas-tugas profesional. Refleksi menjadi aktivitas utama misalnya dalam keprofesian kesehatan (kedokteran), keprofesian pendidikan, keprofesian hukum, hingga dalam keprofesian peneliti sosial. Digunakannya refleksi dalam keprofesian tersebut karena refleksi merupakan kegiatan yang dipandang menjadi dasar utama meningkatkan kualitas praktik profesional dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Dalam dunia keprofesian pendidikan, refleksi merupakan kegiatan yang digunakan para pendidik (guru/dosen/widyaiswara) untuk meningkatkan kualitas praktik pendidikan di institusi tempat mengabdi. Di lingkungan sekolah, para guru dibeberapa negara termasuk juga di Indonesia, sudah terbiasa melakukan aktivitas refleksi yang biasanya disebut sebagai refleksi pembelajaran. Refleksi pembelajaran yaitu kegiatan melihat kembali dan mengkaji kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan, untuk menemukan berbagai kelebihan dan kelemahan diri dalam proses pembelajaran sehingga dapat melakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Refleksi pembelajaran umumnya dilakukan pada akhir tahapan pembelajaran. Refleksi pembelajaran dilakukan bersama antara guru dan siswa. Jika dalam proses pembelajaran menghadirkan observer misalnya kepala sekolah atau guru lain, maka refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak tersebut.

 

B.  Tujuan Refleksi dalam Pembelajaran

Kegiatan refleksi dalam pembelajaran memiliki beberapa tujuan penting, yaitu:

1.     Untuk mendapatkan gambaran mengenai pencapaian siswa dalam pembelajaran.

2.    Untuk mendapatkan gambaran mengenai berbagai hal yang mendukung maupun menghambat siswa dalam belajar.

3.    Untuk menggali pendapat siswa mengenai minatnya terhadap pembelajaran.

4.    Untuk melatih siswa berani melakukan evaluasi terhadap dirinya.

5.    Untuk menyerap aspirasi siswa mengenai kebutuhan dan keinginan mereka dalam pembelajaran.

6.    Untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan guru dalam mengelola
pembelajaran.

7.    Untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan guru dalam penyajian materi dan penguasaan kelas.

Berdasarkan tujuan di atas, refleksi pembelajaran merupakan aktivitas yang penting dilakukan agar dapat diperoleh informasi yang valid dan komperhenship tentang bagaimana strategi meningkatkan kualitas pembelajaran, serta sebagai aktivitas yang dapat memetakan sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Disamping itu refleksi pembelajaran pembelajaran juga bermanfaat bagi siswa untuk mencapai kepuasaan diri karena memiliki saluran yang tepat untuk menjalin komunikasi positif dengan guru. 

 

C.  Fungsi Refleksi dalam Pembelajaran

Refleksi merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik teoritik maupun praktik. Penggunaan refleksi sebagai sarana untuk mendukung dan mengembangkan tindakan praktis semakin diakui utamanya dalam dunia pendidikan, perawatan kesehatan, dan ilmu sosial. Refleksi digunakan untuk membangun kedalaman pengetahuan dan makna, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang yang sedang berlatih menjadi praktisi profesional .

Berdasarkan beberapa pandangan di atas, refleksi pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut:

1.     Menstransformasikan pengalaman menjadi pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, berbagai pengalaman dalam belajar akan terbentuk menjadi pengetahuan yang bermakna manakala guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pengalaman tersebut;

2.    Mengendalikan/menjadi alat kontrol kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan refleksi, berbagai aspek pembelaajran yang masih kurang baik dapat diperbaik sesuai dengan pendapat dari siswa;

3.    Mengevaluasi kemajuan siswa melalui penilaian mereka terhadap diri mereka
sendiri;

4.    Mengembangkan kemampuan afeksi siswa dalam hal penerimaan diri atas pencapaian dalam pembelajaran;

5.    Membantu mengembangkan pemahaman dalam penggunaan pengalaman siswa sebagai bahan pelajaran tanpa meninggalkan konteks belajar itu sendiri.

 

D.  Prinsip-prinsip Refleksi Pembelajaran

Di dalam konteks pembelajaran refleksi pada umumnya dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Dalam konteks kegiatan pembelajaran, refleksi pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan prinsip yaitu:

1.     Berorientasi Peningkatan Kualitas. Artinya refleksi pembelajaran didasarkan ada kesadaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Kebebasan/Kemerdekaan. Artinya setiap elemen proses pembelajaran baik guru maupun siswa diberi kebebasan memberikan penilaian/pendapat sebagai respon atas pembelajaran. Tidak diperkenankan ada unsur paksaan atau intimidasi dalam proses refleksi.

2.    Kritis. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan didasarkan pada pertanyaan kritis agar diperoleh penilaian yang kritis dan dapat dirumuskan solusi permasalahan yang praktis.

3.    Jujur. Refleksi pembelajaran hendaknya didasarkan pada penilaian yang jujur agar diperoleh hasil refleksi valid dan dapat dijadikan dasar perbaikan.

4.    Menyeluruh. Refleksi pembelajaran seyogyanya dilakukan untuk melihat secara keseluruhan proses pembelajaran, dan dapat dilakukan dalam proses maupun di akhir proses pembelajaran.

5.    Berkelanjutan. Hasil dari reflelsi pembelajaran hendaknya menjadi dasar melakukan tindak lanjut perbaikan, dan benar-benar diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.

 

E.  Tolok Ukur/Kriteria Pembelajaran yang Reflektif

Tolok ukur pelaksanaan aksi nyata dalam hal Tindakan refleksi guru dalam proses pembelajaran, yaitu :

1.     Meningkatnya kompetensi guru dalam mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan dalam mengelola pembelajaran, menyajikan materi dan penguasaan kelas

2.    Siswa berani melakukan self evaluation (evaluasi diri)

3.    Siswa mencapai kepuasan diri karena memiliki saluran yang tepat untuk menjalin komunikasi positif dengan guru

4.    Proses pembelajaran lebih terarah

5.    Peningkatan kualitas pembelajaran

 

F.  Deskripsi Aksi Nyata yang dilakukan

Dalam setiap pembelajaran yang terjadi di kelas, pastilah banyak peristiwa yang terjadi. Guru hendaknya dapat menelaah bahwa segala peristiwa yang terjadi di kelas dapat digunakan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang mengajar. Hanya saja kita sering gagal dalam menggunakan peristiwa yang terjadi tersebut untuk merefleksikan apa yang sudah terjadi. Apapun cara yang kita lakukan dalam mempelajari apa yang sudah terjadi selama pembelajaran berlangsung, secara garis besar terdapat beberapa langkah utama yang perlu dilakukan, yaitu :

1.     Mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas,

2.    Membuat asumsi penyebabnya,

3.    Mencari data atau informasi yang menjadi sumber permasalahan, salah satunya melalui diskusi reflektif dan penyebaran angket/kuisoner.

Ø  Diskusi Reflektif

Langkah awal diskusi dalam refleksi setelah pembelajaran dapat dimulai dari guru memberikan sebuah pengantar refleksi yang berisi deskripsi kegiatan belajar yang baru saja selesai dilakukan. Setelah itu guru dapat memulai dengan bertanya kepada siswa mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilalui. Berikut contoh pertanyaan pemicu bagi siswa untuk memikirkan merefleksi pembelajaran yang telah dilalui, yaitu:

a.    Apa yang membuat kamu tertarik dengan pelajaran hari ini?

b.    Hal penting apakah yang kamu pelajari hari ini?

c.    Apa yang ingin kamu pelajari lebih jauh dari materi yang telah dipelajari hari ini?

d.    Bagian pelajaran mana yang membuatmu paling merasa kreatif hari ini

e.    Apa yang membuat kamu penasaran/ingin tahu mengenai suatu hal di hari ini

f.    Pada saat kegiatan apa kamu merasa tampil paling baik ?

g.    Pelajaran besok/yang akan datang akan kamu mulai dari bagian mana ? dan

h.    Hal apa yang dapat kamu lakukan dengan apa yang sudah kamu ketahui hari ini?

 

Ø  Mengisi angket (kuisioner)

Refleksi setelah pembelajaran dapat dilakukan guru menggunakan metode angket atau kuisioner. Kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam melaksanakan model refleksi ini antara lain

a.        Menyiapkan Angket/Kuisioner. Aktivitas dalam kegiatan ini yaitu guru menyiapkan angket yang di dalamnya berisi butir pertanyaan yang harus dijawab siswa atau butir pernyataan yang harus mendapatkan persetuan atau ketidaksetujuan dari siswa. Angket disiapkan sebelum pembelajaran dengan butir-butir pertanyaan atau pernyataannya diturunkan dari indikator aspek apa yang hendak direfleksi.

b.        Membagikan Angket/kuisioner. Angket dibagikan setelah pembelajaran berakhir, dengan diberikan pengantar oleh guru perihal tujuan pengisian angket, cara mengisi angket, dan ketentuan pengumpulan angket.

c.        Menganalisis Angket/kuisioner. Hasil pengisian angket selanjutnya dikumpulkan oleh guru dan dianalisis menggunakan instrumen analisis yang sudah ditentukan oleh guru. Hasil analisis angket menjadi rekomendasi untuk melakukan proses perbaikan pembelajaran

 

4.    Mengkaji permasalahan dan sumber permasalahan untuk dicari solusinya,

5.    Mencari solusi untuk permasalahan tersebut.

 

G.  Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan

Refleksi pembelajaran memberikan manfaat penting untuk siswa maupun untuk guru. Manfaat tersebut yaitu:

(1) Bagi siswa, kegiatan refleksi bermanfaat menyalurkan ide, gagasan, dan pendapat, kepada guru dan memberikan kesan atas proses pembelajaran yang baru saja dialami;

(2) Bagi guru, kegiatan refleksi bermanfaat sebagai sarana mengamati kelas untuk memetakan dan memahami karakter dan daya saing peserta didik sehingga memudahkan pada saat membagi kelompok, menetapkan keluasan dan kedalaman materi, memodifikasi pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran.

 

H.  Pembelajaran yang didapat dari Pelaksanaan Tindakan Aksi Nyata

Berdasarkan Tindakan aksi nyata yang telah dilakukan maka refleksi dalam pembelajaran memberikan manfaat bagi guru, yaitu :

1.     Fungsi Evaluasi. Kegiatan refleksi bersama antara siswa dengan guru memiliki fungsi untuk melakukan evaluasi terhadap pencapaian kemajuan siswa. Refleksi merupakan proses pemeriksaan diri dan evaluasi diri yang dilakukan pendidik secara teratur untuk meningkatkan praktik profesional mereka secara efektif. Dalam fungsi evaluasi ini, refleksi bersama dapat menjadi sarana untuk melihat tingkat pencapaian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai pencapaian yang baik menjadi catatan untuk diteruskan dan dipertahankan, sedangkan pencapaian yang kurang baik dapat ditingkatkan. Artinya evaluasi ini menjadi dasar untuk melakukan tindak lanjut.

2.    Fungsi Pengendalian. Hasil evaluasi dalam proses refleksi bersama dapat menjadi dasar untuk melakukan pengendalian. Maksud pengendalian di sini yaitu untuk mengontrol kualitas kinerja siswa sejak awal. Fokus utama pengendalian tentunya berdasarkan pada hasil evaluasi yang dianggap masih di bawah standar. Dengan pengendalian kualitas kinerja siswa sejak awal maka diharapkan kualitas siswa di akhir pembelajaran dapat mencapai standar yang ditetapkan.

3.    Fungsi Peningkatan. Hasil evaluasi dalam proses refleksi bersama dapat menjadi dasar membuat rekomendasi perbaikan atau peningkatan kualitas kinerja siswa dalam pembelajaran. Pada dasarnya tujuan refleksi dilakukan untuk menemukan berbagai kekuatan dan kelemahan seorang guru. Berbagai kelemahan yang ditemukan selanjutnya diidentifikasi penyebabnya dan dicarikan alternatif perbaikan di pembelajaran yang akan datang.

 

I.  Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di masa mendatang

Kegiatan Refleksi dalam proses pembelajaran untuk selanjutnya dapat dilakukan dengan menulis jurnal refleksi. Selama ini banyak guru yang telah menulis jurnal mengajar atau agenda kelas. Pada umumnya jurnal mengajar atau agenda kelas lebih banyak bersifat administratif, yaitu berisi hari/tanggal mengajar, kelas, jam ke, uraian kegiatan, ketidakhadiran peserta didik dan catatan, bukan untuk refleksi perbaikan pembelajaran.

Media yang dapat membantu guru melakukan refleksi adalah Jurnal Refleksi Guru (Reflection Teacher Journal). Jurnal Refleksi Guru merupakan kumpulan catatan perenungan dan analisis guru tentang proses pembelajaran sehari-hari di kelas serta rencana tindak lanjut untuk hal-hal yang ditemukan dalam perenungannya. Jurnal refleksi guru bukan buku agenda pembelajaran yang hanya mencatat peristiwa dan proses pembelajaran dari waktu ke waktu, tapi guru merekam refleksi dan pemikirannya. Yang dituliskan dalam jurnal refleksi biasanya difokuskan pada tanggapan atau penilaian seorang guru tentang apa yang dipelajari.

Untuk dapat menjadi seorang guru yang reflektif dan dapat mengembangkan kompetensi pedagogik sebagaimana di uraikan di atas, maka disarankan kepada setiap guru untuk menyiapkan jurnal refleksi guru. Melalui jurnal refleksi guru ini, seorang guru dapat menuliskan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan, menuliskan kekuatan dan kelemahannya, mengevaluasi proses pembelajaran, merumuskan langkah-langkah perbaikan dan merencanakan pelaksanaan perbaikan.

Ada enam masalah pokok yang perlu dilakukan guru dalam menulis jurnal refleksi guru, pertama, guru mendeskripsikan peristiwa yang terjadi, dilihat, dialami, dilakukan guru pada waktu kegiatan pembelajaran (misalnya : guru mencoba teknik mengajar baru, melihat peserta didik yang malas dan tidak mau belajar, sebagian peserta didik yang antusias mengikuti pembelajaran), kedua, guru mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang peristiwa yang dialami (apa yang guru rasakan/pikirkan), ketiga, guru mengadakan evaluasi (apa yang baik/tidak baik, bermanfaat/tidak bermanfaat dari peristiwa/pengalaman di atas), keempat, guru mengadakan analisis (apa yang guru pahami dari peristiwa/pengalaman itu, misalnya : mengapa hanya beberapa peserta didik yang aktif bekerja dalam kerja kelompok), kelima, guru mengambil kesimpulan (apa yang seharusnya dilakukan/sebaiknya dilakukan), dan keenam, guru membuat rencana ke depan (jika mengalami/melakukan lagi, apa yang akan dilakukan).

Sebagai agen pembelajaran, guru perlu membiasakan diri untuk menulis jurnal refleksi. Bila kegiatan menulis jurnal refleksi guru ini dilakukan secara kontinyu, maka dapat menjadi media untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas, sehingga dapat berujung pada peningkatan profesionalisme guru. 

 

3. PENUTUP

Berdasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang kompetensi guru disebutkan bahwa guru senantiasa harus melakukan refleksi untuk peningkatan kualitas pembelajaran (kompetensi pedagogik). Dalam hal ini guru dituntut melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas, dan memanfaatkan hasil refleksi tersebut untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran yang dilaksanakannya.

Kemampuan untuk berefleksi tentang pelaksanaan pembelajaran sehari-hari di kelas merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan guru. Guru yang dapat berefleksi, merenungkan dan menganalisis apa saja yang dilakukannya dan pengaruhnya pada pembelajaran peserta didik, akan dapat menemukan kelebihan dan kelemahan proses belajar mengajar mereka. Guru akan terbantu untuk meneruskan dan memperbaharui hal-hal yang sudah baik, tidak mengulangi kesalahan yang sama dan mencari jalan keluar untuk memecahkan kelemahan mengajar yang ditemukannya dan masalah belajar yang dihadapi peserta didik.

 


4.  DOKUMENTASI TINDAKAN AKSI NYATA

Foto zoom meeting dengan siswa saat guru melakukan diskusi reflektif :




 

 

Contoh angket/kuisioner untuk siswa :

 

PENILAIAN GURU OLEH PESERTA DIDIK

NAMA GURU

: NI NYOMAN AYU SUCIATI, S.Si. M.Pd.

NIP

: 19810316 200801 2 026

MAPEL

: IPA

NO

KOMPONEN

PERNYATAAN

NILAI

0

1

2

1

Penguasaan Materi

1

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

 

2

Guru  menjelaskan materi pelajaran  dari buku paket dan sumber belajar lainnya.

 

 

 

3

Guru memberikan contoh atau permasalahan yang berhubungan dengan keadaan saat ini.

 

 

 

4

Guru  menjawab pertanyaan dengan jelas.

 

 

 

5

Guru  menjawab pertanyaan dengan benar.

 

 

 

6

Guru  mengajar sesuai dengan materi pelajaran

 

 

 

2

Kemahiran dalam Mengajar

1

Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.

 

 

 

2

Guru  memberikan motivasi kepada  saya dan teman-teman

 

 

 

3

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan mudah dimengerti

 

 

 

4

Guru  mengajar dengan cara yang bervariasi misalnya diskusi, demonstrasi, tanya jawab, ceramah, dll.

 

 

 

5

Guru  berbicara dengan jelas ketika menyampaikan materi pelajaran

 

 

 

6

Guru  meminta  belajar secara berkelompok

 

 

 

7

Guru mengajar dengan cara yang menyenangkan dan menarik

 

 

 

8

Guru  terampil  menggunakan alat bantu saat mengajar

 

 

 

9

Guru membimbing saya  dan teman-teman ketika mengalami kesulitan

 

 

 

10

Guru membuat suasana nyaman saat melaksanakan pembelajaran.

 

 

 

11

Guru  memberi kesempatan kepada saya  dan teman-teman untuk bertanya atau menjawab

 

 

 

12

Guru  menghargai kemampuan  saya dan teman-teman

 

 

 

13

Guru   memberitahukan nilai hasil belajar

 

 

 

14

Guru   memberikan tugas dalam pembelajaran

 

 

 

3

Perilaku Guru Sehari-hari

1

Guru mengajak  saya dan teman-teman untuk berperilaku baik

 

 

 

2

Guru  memberi contoh perilaku yang sesuai aturan

 

 

 

3

Guru  menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya

 

 

 

4

Guru   berpakaian rapi sesuai aturan sekolah.

 

 

 

5

Guru  menghargai perbedaan asal, suku, ras dan agama

 

 

 

6

Guru   berpakaian sopan 

 

 

 

7

Guru  berbicara dengan santun

 

 

 

8

Guru  ramah

 

 

 

9

Guru  sabar

 

 

 

10

Guru  memulai pembelajaran tepat waktu

 

 

 

11

Guru  mengakhiri pembelajaran tepat waktu

 

 

 

12

Guru  memberikan tugas apabila berhalangan hadir

 

 

 

13

Guru  menjaga lingkungan sekolah tanpa asap rokok

 

 

 

14

Guru  menjaga kebersihan lingkungan sekolah

 

 

 

15

Guru  memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama

 

 

 

4

Hubungan osial dengan Peserta Didik

1

Guru  memperhatikan kebutuhan belajar  saya dan teman-teman

 

 

 

2

Guru  menyebutkan nama  saya dan teman-teman selama kegiatan pembelajaran atau  kegiatan lainnya)

 

 

 

3

Guru  memberi perhatian kepada  saya dan teman-teman

 

 

 

4

Guru  memilihara komunikasi yang baik dengan semua peserta didik

 

 

 

5

Guru  mudah dihubungi pada saat diperlukan untuk diskusi

 

 

 

6

Guru  akrab dengan  saya dan  teman-teman

 

 

 

7

Guru   ikut serta dalam berbagai macam kegiatan sekolah (upacara, kegiatan keagamaan, senam bersama)

 

 

 

Jumlah Skor

 

 

 

 

Ket

: 0 (tidak pernah)

  1 (kadang)

  2 (sering)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar