Senin, 09 November 2020

AKSI NYATA - "BUDAYA LITERASI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA"


"BUDAYA LITERASI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA"


PGP–1–KABUPATEN BADUNG–NI NYOMAN AYU SUCIATI–1.1-AKSI NYATA

 

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan memegang peranan yang fundamental dalam mendukung kemajuan bangsa dalam berbagai bidang. Peningkatan mutu sumberdaya manusia ditentukan oleh kualitas pendidikan yang semakin baik. Sesuai Undang-Undang Dasar No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan cara penerapan budaya literasi baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Wandasari (2017) menyatakan bahwa Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca. Literasi merupakan salah satu keterampilan yang penting dalam proses kehidupan. Dalam proses pendidikan tergantung pada bagaimana seseorang mempunyai kemampuan serta kesadaran literasi. Budaya literasi yang ada pada diri siswa akan mempengaruhi tingkat keberhasilan baik di sekolah maupun masyarakat salah satunya yaitu tentang pemerolehan karakter pada siswa.

Pendidikan karakter merupakan bagian dari sistem pendidikan yang di dalamnya menananamkan nilai-nilai karakter pada siswa, meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Menurut Santrock (2007) menyatakan bahwa character education adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberi kan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang yang dilarang. Pendidikan karakter tidak sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik. Sehingga siswa mampu memahami tentang konsep benar dan salah, mampu merasakan tentang nilai kebaikan, dan dapat berperilaku baik dan terbiasa melakukan kebaikan.

Aksi nyata mengambil tema budaya literasi sebagai upaya dalam peningkatan karakter siswa, karena melihat kondisi siswa di SMP Negeri 1 Kuta Utara masih lemah dalam hal literasi, siswa cenderung malas membaca, susah untuk mengungkapkan pendapat, dan cenderung menyelesaikan tuigas dengan meng-copy paste jawaban dari internet tanpa melakukan analisa terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan karakter siswa menjadi tidak baik dan ditakutkan jika dibiarkan akan tumbuh menjadi karakter plagiat dan mudah menerima informasi hoax di kemudian hari.



B. Deskripsi Aksi Nyata

1.     Kegiatan budaya literasi disosialisasikan kepada seluruh stake holder sekolah

2.    Kegiatan literasi dijadwalkan dan diatur oleh guru, dan menyesuaikan dengan kondisi siswa di kelas (secara daring).

3.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru mencamtumkan bagian yang memuat aktivitas literasi selama 15 menit sebelum memulai proses pembelajaran (secara daring), yaitu:

a.      Siswa diberikan kesempatan melakukan kegiatan literasi seperti membaca buku non pelajaran, kemudian meminta siswa menceritakan sedikit isi buku yang dibacanya, atau

b.      Guru menayangkan video cerita inspiratif atau cerita dongeng singkat, kemudian siswa diminta menyimpulkan pesan karakter dari video tersebut.

4.    Memberikan poin nilai atau apresiasi bagi siswa yang berani memberikan tanggapan tentang rangkuman isi cerita yang dibaca, atau video yang ditayangkan

5.    Jika pembelajaran tatap muka dimulai, akan dilakukan optimalisasi majalah dinding sekolah sebagai sarana memajang hasil karya literasi siswa

6.   Jika pembelajaran tatap muka dimulai, akan mengadakan lomba yang berkaitan dengan kegiatan literasi, seperti pemilihan duta literasi setiap 3 bulan sekali bagi siswa yang aktif membca atau menulis.

7.    Kegiatan literasi oleh seluruh warga sekolah didokumentasikan dalam bentuk laporan, video ataupun foto sebagai bahan refleksi dan evaluasi.

 

C.               Hasil dari Aksi Nyata

Literasi dan karakter mempunyai hubungan yang signifikan. Penerapan Budaya literasi dapat mempengaruhi peningkatan karakter pada siswa sekolah. Budaya literasi yang ditanamkan sejak dini pada tingkat sekolah serta secara berkesinambungan akan mampu membentuk karakter baik pada siswa. Siswa akan belajar nilai-nilai moral, kebaikan, serta sikap sopan santun yang akan menginternalisasi pada diri siswa, sehingga melalui proses tersebut maka otomatis pembentukan karakter akan berhasil secara optimal. Pembelajaran di sekolah sebaiknya menerapkan pendekatan literasi di dalamnya. Sehingga pada proses pembelajaran terbentuk ada dua manfaat yang dapat diperoleh yaitu pembiasaan budaya literasi serta pembentukan karakter pada siswa.

Setelah mensosialisasikan aksi nyata ini, sebagian besar guru di sekolah sudah menggunakan pendekatan literasi pada proses penulisan rencana pelaksanaan pembelajarannya yang dilakukan secara daring, diantaranya menggunakan media video inspiratif di awal pembelajaran sebagai upaya pembentukan karakter siswa. Guru bisa memilih video PPK yang sesuai dengan kompetensi dasar (KD) yang sedang diajarkan. Video tersebut dapat ditayangkan pada awal atau akhir pembelajaran, namun bisa juga digunakan oleh guru sebagai intermezo saat peserta didik mulai terlihat lelah dalam mengikuti KBM. Video bisa dimanfaatkan untuk setiap ranah belajar. Pada ranah kognitif, video dapat memperkuat pemahaman siswa. Pada ranah afektif, video dapat memperkuat peserta didik dalam merasakan unsur emosi serta mampu menggiring peserta didik pada penyikapan. Pada ranah psikomotorik, video dapat memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Setelah menerapkan aksi literasi berupa penayangan video motivasi melalui pembelajaran daring, siswa tampak bersemangat mengikuti proses pembelajaran, selain itu hasil dari kegiatan literasi tersebut disiplin siswa meningkat, siswa mulai berani mengungkapkan pendapat, aktif berdiskusi dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.

 

D.               Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksi nyata

Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Karakter dapat dibentuk melalui kegiatan membaca dan menulis (Literasi). Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan baik di sekolah maupun di luar sekolah atau kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui (1) Keteladanan dalam lingkup keluarga dan di sekolah, (2) Gerakan literasi sekolah melalui kegiatan pembiasaan selama 15 s.d. 30 menit membaca dan merangkum. Namun karena pembelajaran masih daring, maka pelaksanaan literasi dalam proses pembelajaran belum terlaksana dengan maksimal.

Membentuk karakter peserta didik berarti siap membuat mereka mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat, karena penanaman karakter yang dilakukan sejak dini dan secara berkesinambungan akan mampu mempersiapkan generasi bangsa yang intelektual serta mempunyai karakter yang baik.




Berikut adalah contoh video motivasi yang dipergunakan oleh guru dalam kegiatan literasi :





        Foto pelaksanaan aksi nyata, melaksanakan vicon dengan siswa :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar