ARTIKEL KONEKSI
ANTAR MATERI MODUL 3.3
“PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID”
OLEH :
Ni Nyoman Ayu
Suciati, S.Si. M.Pd.
CGP SMP N 1 Kuta
Utara
INTISARI MATERI PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID
Proses
belajar mengajar akan berlangsung dengan baik di sekolah jika didukung oleh
adanya program, baik di tingkat kelas, maupun tingkat sekolah. Hal ini berarti
bahwa proses pendidikan harus dikelola dengan baik yang tersusun dalam sebuah
program sekolah. Proses penyusunan program ini merupakan proses yang terdiri
atas kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain program sekolah adalah
suatu kegiatan dalam membuat atau membentuk pengelolaan sekolah secara mandiri
berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan atau analisis
situasi dan kondisi dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku dan tuntutan masyarakat. Dalam menyusun program sekolah, peran serta
sumber daya manusia yang ada perlu dilibatkan seperti : kepala sekolah, guru,
dan tenaga administrasi, orang tua/wali siswa, tokoh masyarakat, siswa, dan
pengawas.
Suatu
program sekolah dikatakan berdampak pada murid artinya bahwa program tersebut
melibatkan murid dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan monev serta berpengaruh
terhadap tumbuh kembang karakter murid. Dalam membuat program sekolah yang
berdampak pada murid, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tahapan
membuat program mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi.
Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk
mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan.
Monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah
program sekolah, sedangkan evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara
periodik pada satu program sekolah yang telah selesai. Biasanya kegiatan
evaluasi melibatkan penilai luar yang independen. Monitoring dan evaluasi, atau
lebih mudah disingkat dengan M&E, perlu disinergikan dengan kegiatan atau
program sekolah yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan, tindakan,
dan refleksi. Ketiga aktivitas ini menjadi sebuah siklus yang dapat dilakukan
berulang-ulang.
Dalam
dunia pendidikan kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan
sekolah untuk mengembangkan mutu sekolah. Manajemen risiko merupakan salah satu
hal wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah yang
berdampak pada murid. Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis
dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi, analisa,
evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Manajemen risiko haruslah
menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan program di
sekolah, karena walaupun suatu program sekolah telah direncanakan sebaik
mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan
sepenuhnya sesuai rencana. Risiko dalam sebuah program sekolah yang berdampak
pada murid merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk
juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu,
sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian analisis dan
metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan
dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.
CARA SEKOLAH MENGEFEKTIFKAN POTENSI SUMBER DAYA UNTUK DIJADIKAN PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID
Sekolah wajib membangun ekosistem yang dapat merangsang
kreativitas untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan sebuah
program sekolah sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat
ekosistemnya : apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang
memandang semua yang dimiliki adalah suatu kekuatan, tidak akan berfokus pada
kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan sumber daya (asset) yang dimiliki.
Sekolah hendaknya menerapkan pendekatan berbasis asset untuk mengefektifkan
potensi sumber daya/asset dalam merancang sebuah program sekolah yang berdampak
pada murid. Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking)
merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam
komunitas sekolah, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, untuk
memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang
menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Program sekolah yang menerapkan
pendekatan berbasis aset menekankan kepada kemandirian dari sekolah untuk dapat
menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan bermodalkan kekuatan dan potensi
yang ada di dalam komunitas sekolah sendiri, dengan demikian hasil yang
diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan Berbasis Aset akan berfokus
pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah sekolah, sehingga
program sekolah dapat mencapai tujuan atau visi sekolah yang diharapkan.
TAHAPAN MEMBUAT PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID MELALUI TAHAPAN BAGJA (5D)
Pendekatan IA (Inkuiry Apresiatif) menggunakan
prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA
percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan
kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset suatu
sekolah. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali
hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki sekolah, sebelum
sekolah menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan,
termasuk dalam merencanakan sebuah program sekolah.
Dalam sebuah perencanaan program sekolah, pendekatan IA dapat
dimulai dengan mengidentifikasi hal baik yang telah ada di
sekolah, mencari cara agar bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan,
sehingga kelemahan, kekurangan dan ketidak-adaan menjadi tidak relevan.
Berpijak dari hal positif tersebut, sekolah kemudian menyelaraskan hal positif
atau kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam
komunitas sekolah. Inkuiri
apresiatif menerapkan sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi
suatu sekolah dalam mengembangkan program sekolah yang berdampak pada murid melalui
pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam
suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam
akronim BAGJA tersebut adalah:
1.
Buat pertanyaan utama sebagai penentu arah
penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan dari sebuah program sekolah yang berdampak pada murid.
2.
Ambil pelajaran ini, dilakukan setelah pertanyaan
utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman
individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama dari sebuah program sekolah yang berdampak
pada murid.
3.
Gali mimpi bersama, dalam tahapan ini komunitas
sekolah akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dari sebuah program sekolah yang berdampak
pada murid, dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah
narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi.
4.
Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang
diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan
mengambil keputusan-keputusan. Ketika perencanaan awal kita perlu membuat
pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana program sekolah yang berdampak pada murid agar lebih konkret.
5.
Atur Eksekusi, tahapan ini membantu transformasi
rencana program sekolah yang
berdampak pada murid menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat membantu memutuskan peran dan kesepakatan-kesepakatan
pelaksanaan program sekolah tersebut.
HAL-HAL MENARIK YANG DAPAT SAYA TARIK DARI PEMBELAJARAN MODUL MATERI 3.3 DAN BENANG MERAH YANG BISA SAYA TARIK DARI KETERKAITAN ANTARMATERI YANG DIBERIKAN DALAM MODUL 3.3
Setiap
sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang menjadi acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu mutlak diperlukan
adanya suatu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang dikembangkan
tersebut harus berpihak pada murid serta relevan dengan visi dan misi sekolah
serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci, terukur, dan feasible untuk
dilaksanakan di sekolah. Dalam membuat program sekolah yang berdampak pada
murid, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tahapan membuat
program mulai dari perencanaan termasuk manajemen risiko, monitoring, evaluasi
pembelajaran (learning) dan pelaporan (reporting).
Manajemen
risiko
adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian
kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta
komunikasi risiko. Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal
yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar
dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program
pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan
rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari
pelaksanaan program sekolah. Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola
dan dikendalikan karena apabila risiko tidak dikelola dengan baik maka akan
mengakibatkan kerugian serta hambatan, sehingga program sekolah yang telah
direncanakan tidak berjalan dengan baik Begitu pula sebaliknya apabila risiko
dapat dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir segala kerugian
yang dapat menghambat jalannya program sekolah yang telah direncanakan. Beberapa
tipe risiko di dalam pelaksanaan sebuah program sekolah, meliputi: resiko
strategis, risiko keuangan, risiko operasional, risiko pemenuhan, dan risiko
reputasi. Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut : a).
identifikasi jenis risiko, b). pengukuran risiko, c). melakukan strategi dalam
pengendalian risiko d). melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan
berkelanjutan.
Monitoring
adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang
sebab dan akibat dari satu kebijakan yang lebih terfokus pada kegiatan program
sekolah yang sedang dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali
untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu.
Tujuan monitoring adalah mengetahui apakah program sekolah yang sedang berlangsung
sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Secara prinsip,
monitoring dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung guna memastikan
kesesuaian proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan
penyimpangan atau keterlambatan maka segera dibenahi sehingga kegiatan dapat
berjalan sesuai rencana dan target. Hasil monitoring menjadi input bagi
kepentingan proses selanjutnya. Indikator monitoring mencakup esensi aktivitas
dan target yang ditetapkan pada perencanaan program. Apabila monitoring
dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan
tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan
informasi kepada pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta
sebagai masukan dalam melakukan evaluasi. Sedangkan evaluasi suatu proses
sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti objek, proses, unjuk
kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil atau capaian akhir
dari kegiatan atau program yang dilaksanakan pada akhir kegiatan. Hasil
evaluasi bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama di waktu dan
tempat lainnya.
Pada
dasarnya monitoring dan evaluasi (monitoring dan evaluasi) merupakan kegiatan
pemantauan suatu program sekolah dan bukan merupakan suatu kegiatan yang
mencari-cari kesalahan, tetapi membantu melakukan tindakan perbaikan secara
terus menerus. Monitoring dan evaluasi dilakukan sebagai usaha untuk menentukan
apa yang sedang dilaksanakan dengan cara memantau hasil/prestasi yang dicapai
dan jika terdapat penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, maka segera
diadakan perbaikan, sehingga semua hasil/prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan
rencana.
Monitoring
dan evaluasi (M&E),
atau lebih mudah disingkat dengan M&E, perlu disinergikan dengan kegiatan
atau program yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan, tindakan, dan
refleksi. Ketiga aktivitas ini menjadi sebuah siklus yang dapat dilakukan
berulang-ulang. Tujuan Monitoring dan Evaluasi dalam pelaksanaan program
sekolah adalah 1). Menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan
kegiatan program sekolah yang akan membantu pembuatan keputusan manajemen yang
efektif dan merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan 2). Mengetahui bahwa
program sekolah yang dilaksanakan sesuai dengan yang tujuan direncanakan. 3).
Memberikan masukan terhadap pengambilan keputusan berkaitan perlu atau tidaknya
inovasi dan revisi dalam kegiatan program sekolah.
Pembelajaran
(Learning)
yang didapatkan dalam pelaksanaan program sekolah meliputi : 1). Fact (Fakta ):
Catatan objektif tentang apa yang terjadi selama pelaksanaan program sekolah, 2).
Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi selama pelaksanaan
program sekolah, 3). Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil
dari situasi tersebut selama pelaksanaan program sekolah, 4). Future (Masa
Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan setelah program sekolah
dilaksanakan.
Laporan
(Reporting)
merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan
untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan
harus akurat, lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan sebuah program
sekola adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu
kegiatan/program sekolah. Tujuan penyusunan laporan program sekolah adalah
untuk menjadikan informasi dari sebuah program sekolah yang disampaikan jelas
dan mudah dipahami. Oleh karena itu, materi laporan yang disampaikan hanya yang
perlu diketahui oleh pihak pembaca. Fungsi laporan dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1.
Pertanggungjawaban
dan pengawasan
Laporan merupakan suatu
pertanggungjawaban dari seorang kepada pimpinannya sesuai dengan fungsi tugas
yang dibebankan kepada yang bersangkutan
2.
Penyampaian
informasi
Laporan merupakan salah satu
sumber informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan fungsi dan tugas-tugasnya.
3.
Bahan
pengambilan keputusan
Dalam pelaksanaan manajemen
Untuk keperluan pengambilan keputusan oleh pimpinan diperlukan data atau
informasi yang berhubungan dengan keputusan yang diambil. Data atau informasi
itu berasal dari semua satuan organisasi atau pejabat di dalam organisasi
melalui laporan-laporan. Sebagai salah satu alat untuk membina kerja sama,
saling pengertian, dan koordinasi dengan bagian/unit lain.
4.
Sebagai
salah satu alat untuk memperluas ide dan tukar-menukar pengalaman.
KAITAN ANTARA PEMETAAN SUMBER DAYA DENGAN PERENCANAAN PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID
Suatu
sekolah sebagai sebagai sebuah organisasi memiliki tujuan tertentu, seperti
yang telah dituangkan dalam visi, misi, dan tujuan sekolah. Guna mencapai
tujuan tersebut diperlukan pengelolaan dari seluruh sumber daya yang dimiliki. Peningkatan
mutu sekolah dapat dilakukan dengan pengelolaan sumber daya sekolah secara
efektif. Efektivitas pengelolaan sumber daya sekolah adalah tingkat pencapaian
tujuan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada baik tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, sarana prasarana, dan lain sebagainya untuk mencapai
tujuan sekolah serta memiliki lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan
pembelajaran dan output yang dihasilkan oleh sekolah dapat bermanfaat bagi
masyarakat. Dalam hal ini, sumber daya sekolah tersebut meliputi sumber daya
manusia dan sumber daya non manusia. Sumber daya manusia tersebut meliputi
kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan. Sumber daya non manusia
meliputi sarana prasarana, lingkungan, keuangan, social, agama dan politik.
Setiap
sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang menjadi acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu mutlak diperlukan
adanya suatu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang dikembangkan
tersebut harus berpihak pada murid serta relevan dengan visi dan misi sekolah
serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci, terukur, dan feasible untuk
dilaksanakan di sekolah. Pengembangan program sekolah yang berpihak pada murid
hendaknya dilakukan melalui tahapan yang sistematis dengan langkah-langkah yang
dapat dipertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial.
Pengembangan program sekolah yang berpihak pada murid juga harus mempertimbangkan
potensi atau sumber daya dan kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah
dan lingkungan mendukung keterlaksanaan program, dan apakah terdapat ancaman
atau hambatan dalam pelaksanaan nantinya. Sekolah dapat menentukan seberapa
besar peluang yang ada dari program yang dikembangkan untuk ditetapkan sebagai
suatu rencana-rencana kegiatan yang dapat ditempuh dengan tingkat keberhasilan
tinggi. Sekolah yang menyusun program tanpa mengindahkan berbagai pertimbangan
tersebut akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaan, baik penyimpangan dalam bentuk perubahan atau penggantian program,
kemacetan program, tidak terlaksananya program, banyaknya hambatan yang muncul,
maupun penyimpangan keuangan. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan program
tersebut merupakan suatu pemborosan dan kerugian dalam berbagai bidang yang
pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan keberhasilan yang diinginkan.
Begitupun dengan sekolah yang programnya tidak terukur, tidak jelas, tidak
aplicable, dan tidak fokus, dampak yang terjadi akan lebih besar dan berpotensi
merugikan semua pihak. Terjadinya kekeliruan manajemen sekolah juga disebabkan
kondisi program sekolah yang salah, begitupun sebaliknya.
Pada
sisi lain, kesuksesan sekolah dalam bentuk prestasi akademik maupun non
akademik tidak terlepas dari program sekolah yang ditata dengan baik dan benar.
Sustainabilitas keberhasilan sekolah bertaraf nasional dan internasional juga
disebabkan adanya kejelasan program sekolah yang memiliki sifat jangka menengah
dan jangka panjang. Pengembangan program sekolah yang berpihak pada murid hendaknya
melalui tahapan yang sistematis dan langkah-langkahnya dapat di
pertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial. Dalam
pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan kemampuan
sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaan
program sekolah. Oleh karena itu, pengembangan program-program sekolah, baik
secara kualitas maupun kuantitas, dianggap sangat penting sehingga dalam
penyelenggaraan pendidikannya dapat terarah dengan langkah-langkah pelaksanaan
yang efektif dan efisien.
KAITAN ANTARA MATERI DALAM MODUL 3.3 DENGAN MODUL LAIN DI PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Menurut Ki Hadjar
Dewantara, “Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun anggota
masyarakat”. Hal ini berarti bahwa pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Konsep program sekolah
yang berdampak pada murid diarahkan pada pengembangan potensi murid dengan memaksimalkan
potensi alami (kodrat) murid melalui pengoptimalan sumber daya yang berada di
sekelilingnya, sehingga mampu mewujudkan budaya positif yang mendukung
terciptanya murid merdeka belajar dan berkarakter profil pelajar Pancasila.
Perencanaan program sekolah yang berdampak pada
murid menggunakan pendekatan Inkuiri
apresiatif dengan model BAGJA, dimana pendekatan ini percaya
bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada
keberhasilan program sekolah. Inti positif ini merupakan potensi dan aset yang
dimiliki sekolah, baik aset manusia maupun aset bukan manusia. Dengan
demikian, dalam implementasinya, pendekatan Inkuiri apresiatif model BAGJA
dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan
kekuatan yang dimiliki sekolah, sebelum menapak pada tahap selanjutnya dalam
melakukan perencanaan perubahan melalui program sekolah yang berdampak pada
murid.
Perencanaan program sekolah yang berdampak pada
murid memerlukan kolaborasi seluruh peran stake holder Pendidikan di sekolah
untuk dapat memetakan dan mengoptimalkan asset atau sumber daya sekolah. Pemetaan modal atau aset sekolah merupakan kegiatan menginventaris seluruh
sumber daya yang dimiliki sekolah menggunakan pendekatan berbasis asset untuk menemukan dan
mengenali hal-hal yang positif dalam komunitas sekolah, dengan menggunakan
kekuatan sebagai tumpuan berpikir, dengan memusatkan perhatian pada apa yang
bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi positif untuk
mendukung pelaksanaan program sekolah yang berdampak pada murid.
KAITAN DARI SEMUA
MATERI TERSEBUT DENGAN PERAN SAYA SEBAGAI GURU PENGGERAK
Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistic sesuai dengan kodrat yang ada di dalam dirinyaserta mampu secara aktif dan proaktif mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid, serta mampu menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan guna mewujudkan “Merdeka Belajar”. Kemampuan guru penggerak dalam memetakan dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid akan mendukung peran guru penggerak dalam mewujudkan merdeka belajar.
Seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai
mandiri, reflektif, inovatif, kolabratif dan berpihak pada murid dalam
mengelola perubahan positif dalam lingkungan atau ekosistem sekolah. Sebagai
agen perubahan positif sebuah ekosistem sekolah, guru penggerak dapat
mewujudkan perubahan tersebut melalui sebuah program sekolah yang berdampak
pada murid secara
mandiri, reflektif, inovatif, dan kolaboratif
berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan atau analisis
situasi dan kondisi dengan memperhatikan dan mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki sekolah. Mewujudkan nilai-nilai guru penggerak dalam diri
bukanlah suatu hal yang mudah, butuh proses belajar dan pembiasaan-pembiasaan
yang dilakukan secara kontinu serta butuh kolaborasi seluruh pemangku
kepentingan pendidikan, khususnya dalam merencanakan, melaksanakan, serta
melakukan monitoring dan evaluasi sebuah program sekolah yang berdampak pada
murid.