Jumat, 28 Mei 2021

 

ARTIKEL KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID”



OLEH :

Ni Nyoman Ayu Suciati, S.Si. M.Pd.

CGP SMP N 1 Kuta Utara

 

 

INTISARI MATERI PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID

Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik di sekolah jika didukung oleh adanya program, baik di tingkat kelas, maupun tingkat sekolah. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan harus dikelola dengan baik yang tersusun dalam sebuah program sekolah. Proses penyusunan program ini merupakan proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain program sekolah adalah suatu kegiatan dalam membuat atau membentuk pengelolaan sekolah secara mandiri berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan atau analisis situasi dan kondisi dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan tuntutan masyarakat. Dalam menyusun program sekolah, peran serta sumber daya manusia yang ada perlu dilibatkan seperti : kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi, orang tua/wali siswa, tokoh masyarakat, siswa, dan pengawas.

Suatu program sekolah dikatakan berdampak pada murid artinya bahwa program tersebut melibatkan murid dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan monev serta berpengaruh terhadap tumbuh kembang karakter murid. Dalam membuat program sekolah yang berdampak pada murid, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tahapan membuat program mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah program sekolah, sedangkan evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu program sekolah yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen. Monitoring dan evaluasi, atau lebih mudah disingkat dengan M&E, perlu disinergikan dengan kegiatan atau program sekolah yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan, tindakan, dan refleksi. Ketiga aktivitas ini menjadi sebuah siklus yang dapat dilakukan berulang-ulang.

Dalam dunia pendidikan kita mengenal istilah manajemen pendidikan yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan mutu sekolah. Manajemen risiko merupakan salah satu hal wajib yang harus dilakukan dalam merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid. Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Manajemen risiko haruslah menjadi satu kesatuan bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan program di sekolah, karena walaupun suatu program sekolah telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Risiko dalam sebuah program sekolah yang berdampak pada murid merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.

 

CARA SEKOLAH MENGEFEKTIFKAN POTENSI SUMBER DAYA UNTUK DIJADIKAN PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID

Sekolah wajib membangun ekosistem yang dapat merangsang kreativitas untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan sebuah program sekolah sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat ekosistemnya : apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang memandang semua yang dimiliki adalah suatu kekuatan, tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan sumber daya (asset) yang dimiliki.

Sekolah hendaknya menerapkan pendekatan berbasis asset untuk mengefektifkan potensi sumber daya/asset dalam merancang sebuah program sekolah yang berdampak pada murid. Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking) merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam komunitas sekolah, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Program sekolah yang menerapkan pendekatan berbasis aset menekankan kepada kemandirian dari sekolah untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam komunitas sekolah sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan Berbasis Aset akan berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah sekolah, sehingga program sekolah dapat mencapai tujuan atau visi sekolah yang diharapkan.

 

TAHAPAN MEMBUAT PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID MELALUI TAHAPAN BAGJA (5D)

Pendekatan IA (Inkuiry Apresiatif) menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset suatu sekolah. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki sekolah, sebelum sekolah menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan, termasuk dalam merencanakan sebuah program sekolah. 

Dalam sebuah perencanaan program sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah, mencari cara agar bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, sehingga kelemahan, kekurangan dan ketidak-adaan menjadi tidak relevan. Berpijak dari hal positif tersebut, sekolah kemudian menyelaraskan hal positif atau kekuatan tersebut  dengan visi sekolah dan visi setiap individu dalam komunitas sekolah. Inkuiri apresiatif menerapkan sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu sekolah dalam mengembangkan program sekolah yang berdampak pada murid melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah:

1.    Buat pertanyaan utama sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan dari sebuah program sekolah yang berdampak pada murid.

2.    Ambil pelajaran ini, dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama dari sebuah program sekolah yang berdampak pada murid.

3.    Gali mimpi bersama, dalam tahapan ini komunitas sekolah akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dari sebuah program sekolah yang berdampak pada murid, dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi.

4.    Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan.  Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana program sekolah yang berdampak pada murid agar lebih konkret.

5.    Atur Eksekusi, tahapan ini membantu transformasi rencana program sekolah yang berdampak pada murid menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu memutuskan peran dan  kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan program sekolah tersebut.

 

HAL-HAL MENARIK YANG DAPAT SAYA TARIK DARI PEMBELAJARAN MODUL MATERI 3.3 DAN BENANG MERAH YANG BISA SAYA TARIK DARI KETERKAITAN ANTARMATERI YANG DIBERIKAN DALAM MODUL 3.3

Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu mutlak diperlukan adanya suatu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang dikembangkan tersebut harus berpihak pada murid serta relevan dengan visi dan misi sekolah serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci, terukur, dan feasible untuk dilaksanakan di sekolah. Dalam membuat program sekolah yang berdampak pada murid, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tahapan membuat program mulai dari perencanaan termasuk manajemen risiko, monitoring, evaluasi pembelajaran (learning) dan pelaporan (reporting).

Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah. Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan, sehingga program sekolah yang telah direncanakan tidak berjalan dengan baik Begitu pula sebaliknya apabila risiko dapat dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir segala kerugian yang dapat menghambat jalannya program sekolah yang telah direncanakan. Beberapa tipe risiko di dalam pelaksanaan sebuah program sekolah, meliputi: resiko strategis, risiko keuangan, risiko operasional, risiko pemenuhan, dan risiko reputasi. Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut : a). identifikasi jenis risiko, b). pengukuran risiko, c). melakukan strategi dalam pengendalian risiko d). melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan.

Monitoring adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari satu kebijakan yang lebih terfokus pada kegiatan program sekolah yang sedang dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu. Tujuan monitoring adalah mengetahui apakah program sekolah yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Secara prinsip, monitoring dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau keterlambatan maka segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan target. Hasil monitoring menjadi input bagi kepentingan proses selanjutnya. Indikator monitoring mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi. Sedangkan evaluasi suatu proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti objek, proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil atau capaian akhir dari kegiatan atau program yang dilaksanakan pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama di waktu dan tempat lainnya.

Pada dasarnya monitoring dan evaluasi (monitoring dan evaluasi) merupakan kegiatan pemantauan suatu program sekolah dan bukan merupakan suatu kegiatan yang mencari-cari kesalahan, tetapi membantu melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus. Monitoring dan evaluasi dilakukan sebagai usaha untuk menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan cara memantau hasil/prestasi yang dicapai dan jika terdapat penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, maka segera diadakan perbaikan, sehingga semua hasil/prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan rencana. 

Monitoring dan evaluasi (M&E), atau lebih mudah disingkat dengan M&E, perlu disinergikan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan, tindakan, dan refleksi. Ketiga aktivitas ini menjadi sebuah siklus yang dapat dilakukan berulang-ulang. Tujuan Monitoring dan Evaluasi dalam pelaksanaan program sekolah adalah 1). Menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan kegiatan program sekolah yang akan membantu pembuatan keputusan manajemen yang efektif dan merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan 2). Mengetahui bahwa program sekolah yang dilaksanakan sesuai dengan yang tujuan direncanakan. 3). Memberikan masukan terhadap pengambilan keputusan berkaitan perlu atau tidaknya inovasi dan revisi dalam kegiatan program sekolah.

Pembelajaran (Learning) yang didapatkan dalam pelaksanaan program sekolah meliputi : 1). Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi selama pelaksanaan program sekolah, 2). Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi selama pelaksanaan program sekolah, 3). Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut selama pelaksanaan program sekolah, 4). Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan setelah program sekolah dilaksanakan.

Laporan (Reporting) merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan sebuah program sekola adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan/program sekolah. Tujuan penyusunan laporan program sekolah adalah untuk menjadikan informasi dari sebuah program sekolah yang disampaikan jelas dan mudah dipahami. Oleh karena itu, materi laporan yang disampaikan hanya yang perlu diketahui oleh pihak pembaca. Fungsi laporan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.    Pertanggungjawaban dan pengawasan

Laporan merupakan suatu pertanggungjawaban dari seorang kepada pimpinannya sesuai dengan fungsi tugas yang dibebankan kepada yang bersangkutan

2.    Penyampaian informasi

Laporan merupakan salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan fungsi dan tugas-tugasnya.

3.    Bahan pengambilan keputusan

Dalam pelaksanaan manajemen Untuk keperluan pengambilan keputusan oleh pimpinan diperlukan data atau informasi yang berhubungan dengan keputusan yang diambil. Data atau informasi itu berasal dari semua satuan organisasi atau pejabat di dalam organisasi melalui laporan-laporan. Sebagai salah satu alat untuk membina kerja sama, saling pengertian, dan koordinasi dengan bagian/unit lain.

4.    Sebagai salah satu alat untuk memperluas ide dan tukar-menukar pengalaman.

 

KAITAN ANTARA PEMETAAN SUMBER DAYA DENGAN PERENCANAAN PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID

Suatu sekolah sebagai sebagai sebuah organisasi memiliki tujuan tertentu, seperti yang telah dituangkan dalam visi, misi, dan tujuan sekolah. Guna mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan dari seluruh sumber daya yang dimiliki. Peningkatan mutu sekolah dapat dilakukan dengan pengelolaan sumber daya sekolah secara efektif. Efektivitas pengelolaan sumber daya sekolah adalah tingkat pencapaian tujuan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada baik tenaga pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan sekolah serta memiliki lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran dan output yang dihasilkan oleh sekolah dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dalam hal ini, sumber daya sekolah tersebut meliputi sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Sumber daya manusia tersebut meliputi kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan. Sumber daya non manusia meliputi sarana prasarana, lingkungan, keuangan, social, agama dan politik.

Setiap sekolah pada umumnya telah memiliki visi, misi, dan tujuan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu mutlak diperlukan adanya suatu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang dikembangkan tersebut harus berpihak pada murid serta relevan dengan visi dan misi sekolah serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci, terukur, dan feasible untuk dilaksanakan di sekolah. Pengembangan program sekolah yang berpihak pada murid hendaknya dilakukan melalui tahapan yang sistematis dengan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial. Pengembangan program sekolah yang berpihak pada murid juga harus mempertimbangkan potensi atau sumber daya dan kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaan program, dan apakah terdapat ancaman atau hambatan dalam pelaksanaan nantinya. Sekolah dapat menentukan seberapa besar peluang yang ada dari program yang dikembangkan untuk ditetapkan sebagai suatu rencana-rencana kegiatan yang dapat ditempuh dengan tingkat keberhasilan tinggi. Sekolah yang menyusun program tanpa mengindahkan berbagai pertimbangan tersebut akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan, baik penyimpangan dalam bentuk perubahan atau penggantian program, kemacetan program, tidak terlaksananya program, banyaknya hambatan yang muncul, maupun penyimpangan keuangan. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan program tersebut merupakan suatu pemborosan dan kerugian dalam berbagai bidang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan keberhasilan yang diinginkan. Begitupun dengan sekolah yang programnya tidak terukur, tidak jelas, tidak aplicable, dan tidak fokus, dampak yang terjadi akan lebih besar dan berpotensi merugikan semua pihak. Terjadinya kekeliruan manajemen sekolah juga disebabkan kondisi program sekolah yang salah, begitupun sebaliknya.

Pada sisi lain, kesuksesan sekolah dalam bentuk prestasi akademik maupun non akademik tidak terlepas dari program sekolah yang ditata dengan baik dan benar. Sustainabilitas keberhasilan sekolah bertaraf nasional dan internasional juga disebabkan adanya kejelasan program sekolah yang memiliki sifat jangka menengah dan jangka panjang. Pengembangan program sekolah yang berpihak pada murid hendaknya melalui tahapan yang sistematis dan langkah-langkahnya dapat di pertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial. Dalam pengembangan program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan kemampuan sekolah, sejauh mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaan program sekolah. Oleh karena itu, pengembangan program-program sekolah, baik secara kualitas maupun kuantitas, dianggap sangat penting sehingga dalam penyelenggaraan pendidikannya dapat terarah dengan langkah-langkah pelaksanaan yang efektif dan efisien.

 

KAITAN ANTARA MATERI DALAM MODUL 3.3 DENGAN MODUL LAIN DI PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

Menurut Ki Hadjar Dewantara, “Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat”. Hal ini berarti bahwa pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Konsep program sekolah yang berdampak pada murid diarahkan pada pengembangan potensi murid dengan memaksimalkan potensi alami (kodrat) murid melalui pengoptimalan sumber daya yang berada di sekelilingnya, sehingga mampu mewujudkan budaya positif yang mendukung terciptanya murid merdeka belajar dan berkarakter profil pelajar Pancasila.

Perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid menggunakan pendekatan Inkuiri apresiatif dengan model BAGJA, dimana pendekatan ini percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan program sekolah. Inti positif ini merupakan potensi dan aset yang dimiliki sekolah, baik aset manusia maupun aset bukan manusia. Dengan demikian, dalam implementasinya, pendekatan Inkuiri apresiatif model BAGJA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki sekolah, sebelum menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan melalui program sekolah yang berdampak pada murid.

Perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid memerlukan kolaborasi seluruh peran stake holder Pendidikan di sekolah untuk dapat memetakan dan mengoptimalkan asset atau sumber daya sekolah. Pemetaan modal atau aset sekolah merupakan kegiatan menginventaris seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah menggunakan pendekatan berbasis asset untuk menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam komunitas sekolah, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, dengan memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi positif untuk mendukung pelaksanaan program sekolah yang berdampak pada murid.

 

KAITAN DARI SEMUA MATERI TERSEBUT DENGAN PERAN SAYA SEBAGAI GURU PENGGERAK

Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistic sesuai dengan kodrat yang ada di dalam dirinyaserta mampu secara aktif dan proaktif mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid, serta mampu menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan guna mewujudkan “Merdeka Belajar”. Kemampuan guru penggerak dalam memetakan dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid akan mendukung peran guru penggerak dalam mewujudkan merdeka belajar.

Seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai mandiri, reflektif, inovatif, kolabratif dan berpihak pada murid dalam mengelola perubahan positif dalam lingkungan atau ekosistem sekolah. Sebagai agen perubahan positif sebuah ekosistem sekolah, guru penggerak dapat mewujudkan perubahan tersebut melalui sebuah program sekolah yang berdampak pada murid secara mandiri, reflektif, inovatif, dan kolaboratif berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan atau analisis situasi dan kondisi dengan memperhatikan dan mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki sekolah. Mewujudkan nilai-nilai guru penggerak dalam diri bukanlah suatu hal yang mudah, butuh proses belajar dan pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan secara kontinu serta butuh kolaborasi seluruh pemangku kepentingan pendidikan, khususnya dalam merencanakan, melaksanakan, serta melakukan monitoring dan evaluasi sebuah program sekolah yang berdampak pada murid.